CERITA DIBALIK TEMBOK BERLIN

 


    Tembok Berlin atau Berliner Mauer ternyata menyimpan segudang sejarah menarik dibaliknya. Tembok Jerman menjadi saksi reunifikasi (penyatuan) Jerman setelah 40 tahun lamanya terpisah. Loh, Jerman pernah terpisah? Lalu apa fungsi tembok Berlin? Bagaimana bisa Tembok Berlin menjadi saksi penyatuan Jerman? Pertanyaan-pertanyaan ini bisa teman-teman ketahui di penjelasan ceritanya di bawah ini. Check it out!

    Tembok Berlin (Berliner Mauer) merupakan tembok pembatas yang tebuat dari beton sepanjang 27 mil atau sekitar 140 kilometer dan dibangun di kota Berlin. Tembok pembatas ini digunakan untuk memisahkan wilayah Jerman Barat atau Bundesrepublik Deutschland (BRD) dan Jerman Timur atau Deutschen Demokratischen Republik (DDR). Tembok Berlin dibangun oleh Jerman Timur  pada 13 Agustus 1961 dengan tujuan utama untuk menghalau orang-orang fasis dari Jerman Barat agar tidak mempengaruhi Jerman Timur yang berpaham sosialis. Pun sebaliknya, juga untuk menghindari orang-orang dari Jerman Timur yang ingin melakukan pembelotan massal ke Jerman Barat. Oleh karena itu, tembok Berlin secara resmi disebut Jerman Timur sebagai Benteng Pertahanan Anti-Fasis yang pada akhirnya runtuh pada tanggal 9 November 1989. Walaupun demikian, bangunan ini tetap menjadi ikon perang dingin Jerman Barat dan Jerman Timur yang paling diingat.

Bagaimana awal mula Jerman terbagi menjadi 2?


    Sejarah ini dimulai setelah Perang Dunia II tahun 1945. Jerman yang pada saat itu kalah dengan menyerah tanpa syarat ke sekutu Barat, menyebabkan Jerman dikuasai oleh 4 negara yaitu Uni Soviet, Amerika Serikat, Perancis dan Inggris. Setelah itu, Jerman terbagi menjadi 2 wilayah utama yaitu Jerman Barat yang dikuasai Amerika Serikat, Perancis dan Inggris sementara Jerman Timur dikuasai Uni Soviet. Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan adanya perbedaan ideologi antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. Uni Soviet ketika itu menolak usulan untuk melakukan rekonstruksi Jerman pasca perang. Inilah kemudian menyebabkan Jerman dibagi menjadi 2 kekuasaan wilayah dengan Jerman Barat dikuasai Amerika Serikat, Inggris dan Perancis menganut faham demokratis, sedangkan Jerman Timur yang dikuasai Uni Soviet menganut faham komunis.

    Jerman Timur didirikan pada 7 Oktober 1949, yakni empat tahun setelah Perang Dunia II selesai dan empat bulan setelah Jerman Barat didirikan. Uni Soviet kala itu mendominasi Eropa Timur dengan faham sosialis komunis dan sistem ekonomi terencana. Penguasa Uni Soviet, Josef Stalin, kemudian memerintahkan pendirian Jerman Timur dengan paham yang sama, yaitu sosialis komunis.

    Karakteristik dari negara berpaham sosialisme adalah tidak adanya kebebasan pers, kebebasan bergerak, maupun tidak adanya keadilan hukum. Sebanyak satu juta rakyat Jerman Timur kemudian melarikan diri ke Jerman Barat karena tidak setuju dengan penerapan paham sosialisme yang otoriter.

Lalu bagaimana asal usul berdirinya Tembok Berlin?


    Setelah Jerman Timur dikuasai oleh Uni Soviet, Jerman Timur dalam perkembangannya mengalami kemerosotan perekonomian akibat dari aksi mogok kerja yang dilakukan para buruh. Berbanding terbalik dengan situasi di Jerman Barat yang menjadi  lebih maju perekonomiannya di atas kekuasaan Amerika Serikat. Hal ini menimbulkan pembelotan massal warga-warga Jerman Timur untuk keluar dan menyusup ke Jerman Barat. Karena itulah, atas keputusan permimpin Jerman Timur, Wilhelm Pieck, pada 12 Agustus 1961 dilakukanlah blokade jalan ke Jerman Barat dengan ditutupi kawat berduri. Kendati demikian, terhitung hingga akhir 1950-an, total sebanyak tiga juta warga Timur telah membelot ke Barat. Akhirnya pada 15 Agustus 1961, Jerman Timur mulai membangun tembok penghalang menggunakan pagar berduri disertai dengan 55.000 ranjau darat dan senapan mesin yang diaktifkan sewaktu-waktu untuk mematikan orang-orang yang berusaha melintasi perbatasan. Setelah selesai dibangun, baik warga Jerman Barat maupun Jerman Timur jarang sekali diizinkan untuk melintasi perbatasan ini, kecuali ada keperluan khusus. Ditambah lagi perbatasan ini hanya bisa dilewati melalui pos pemeriksaan. Namun, hal itu tidak menyurutkan semangat pembelot Jerman Timur.

Tahun 1970-an, Kanselir Jerman Barat saat itu, Willy Brandt, memulai era diplomasi baru dengan memulihkan hubungan diplomatik ke Jerman Timur. Tahun 1971, Willy Brandt dianugerahi penghargaan Nobel Perdamaian untuk politiknya, dan 1973 kedua negara Jerman menjadi anggota penuh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

    Bertahun-tahun Tembok Jerman difungsikan sebagai tembok penghalang dan menjadi simbol perang dingin antara Jerman Barat dan Jerman Timur.

Bagaimana kronologi runtuhnya Tembok Berlin?


    Puncaknya pada tahun 1989, dimana Uni Soviet sedang dilanda masalah perekonomian yang berimbas juga kepada kesengsaraan rakyat Jerman Timur. Pada saat itu Jerman Timur sangat terbelakang pertumbuhannya dibandingkan dengan Jerman Barat yang sudah lebih maju serta izin bepergian keluar negeri sangat susah didapat. 


    Tak tinggal diam, warga Jerman Timur melakukan demonstrasi brutal guna menuntut eksistensi demokrasi di Jerman Timur. Demonstrasi tersebut kemudian mendapat tanggapan dari pemimpin Jerman Timur, Gunter Schabowski, pada 9 November 1989. Schabowski menyatakan bahwa akan dilakukan reformasi permanen perbatasan, dimana rakyat Jerman Timur bebas melintasi perbatasan. Namun pers saat itu memberitakan bahwa Tembok Berlin akan dibuka. Sehingga baik rakyat Jerman Timur maupun Jerman Barat berkumpul dalam kelompok yang sangat besar untuk bergerak menuju Tembok Berlin. Dengan jumlah massa yang sangat besar, membuat pasukan penjaga kewalahan dan tidak berani menembak para masyarakat yang sedang unjuk rasa. Rakyat dari kedua sisi Jerman akhirnya memanjat, menabrak, dan memukul Tembok Berlin dengan pahat dan palu godam, mengakibatkan runtuhnya Tembok Berlin. Euphoria tangisan dan teriakan kebebasan mulai menggema dari seluruh penjuru Jerman karena pada akhirnya mereka dapat bertemu dengan kerabatnya yang terpisah akibat dari Perang Dingin. Runtuhnya Tembok Berlin menandakan runtuhnya Uni Soviet dan komunis di Eropa Timur.

    Parlemen darurat kemudian dibentuk oleh kalangan pro-demokrasi untuk melaksanakan pemilihan umum guna memilih parlemen baru yang demokratis. Parlemen baru Jerman Timur kemudian memutuskan pembubaran negaranya dan bergabung ke Jerman Barat. Sekitar 17 juta warga Jerman Timur akhirnya berubah menjadi warga negara Jerman Barat.

    Reunifikasi atau penyatuan Jerman akhirnya diresmikan setahun setelah runtuhnya Tembok Berlin, tepatnya pada 3 Oktober 1990. Tanggal 3 Oktober kemudian dicanangkan sbagai Hari Penyatuan Jerman (Tag der Deutschen Einheit) dan hingga saat ini ditetapkan sebagai hari libur nasional Jerman.

 

QUELLEN:

https://www.kompas.com/stori/read/2022/02/21/150000479/tembok-berlin--sejarah-dan-runtuhnya?page=all

https://www.dw.com/id/republik-demokratik-jerman-timur-sebuah-eksperimen-otoriter-yang-gagal/a-50725972



 







Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.