TRIER, KOTA TUA BERSEJARAH DI JERMAN
Kota Tua Bersejarah di Jerman
Kota Trier mungkin terdegar asing di
telinga kita terlebih untuk kita yang bukan warga lokal. Ya, nama kota Trier
memang nyatanya kalah populer dibandingkan dengan kota-kota seperti Berlin, Düsseldorf, München ataupun Frankfurt. Namun, dari banyaknya
kota-kota besar di Jerman, Trier merupakan kota paling tua di Jerman.
Trier
sering disebut sebagai kota tertua di Jerman. Itu karena adanya bukti sejarah
dari abad terakhir sebelum Masehi (SM) yang menunjukkan bahwa orang-orang
Romawi pada saat itu mendirikan kota pertama di tanah Jerman, yang mana
merupakan kota Trier itu sendiri. Dulu, saat pertama kali didirikan,
orang-orang Romawi menamakan Kota Trier sebagai Augusta Treverorum, yang
bermakna “Kota Agung Treveri”.
Trier
adalah kota yang terletak di sebelah barat Jerman. Kota Trier banyak memiliki
peninggalan zaman kerajaan Romawi Kuno yang tersebar di seantero kota. Kota
Trier dulunya merupakan kota yang berkembang cukup pesat hingga menjadi kota
metropolitan pada abad ke-3 Masehi dan menjadi ibu kota yang berperan penting
di wilayah Barat. Masa keemasan Augusta Treverorum terjadi pada masa
pemerintahan Konstantinus Agung, dan ibunya, Hellena, yang berlangsung dari
tahun 306 Masehi sampai dengan 337 Masehi (31 tahun). Konstatinus Agung pada
saat itu membuat perubahan cukup besar pada Trier, menjadikan Trier sebagai
pusat perekonomian yang kuat dan stabil, dimana jalur perdagangan berpusat di
Sungai Mosel. Namun setelah tahun 400, permasalahan di dalam kekaisaran mulai
banyak muncul, sehingga pemerintah Romawi mulai memfokuskan kekuatannya untuk
mempertahankan daerah kekuasaannya. Sejak saat itu, Augusta Treverorum menjadi
terabaikan dan tidak mendapat perhatian lagi, hingga akhirnya pengamanan kota
mulai menurun, menyebabkan kota ini beberapa kali menjadi korban perampasan
oleh bangsa Jerman dan bangsa nomaden (pengembara/ berpindah-pindah) lainnya.
Dan sejak tahun 480, kekuasaan Trier pada akhirnya diambil alih oleh Kekaisaran
Perancis.
Dengan
sejarah Trier/ Augusta Treverorum yang cukup pajang ini, tentu meninggalkan berbagai
macam landmark bersejarah, diantaranya adalah :
Porta Nigra (berarti gerbang hitam) adalah sebuah
bangunan antik di Trier, yang terletak tepat di depan gerbang masuk kota. Karena
letaknya, Porta Nigra menjadi gerbang masuk utama untuk memasuki Augusta
Treverorum. Porta Nigra dibangun antara tahun 180 Masehi sampai 200 Masehi
oleh pasukan Romawi menggunakan bahan-bahan kokoh seperti bebatuan alam
berwarna hitam. Porta Nigra memiliki tinggi 30 meter dengan 2 menara bertingkat
tiga dan empat, hingga kini dipercaya sebagai gerbang terbesar yang masih
berdiri. Porta Nigra menjadi ikon kemegahan kota Trier, sejak lebih dari 2000
tahun yang lalu.
Katedral Santo Petrus merupakan gereja tertua
di Jerman sekaligus bangunan keagamaan terbesar di Trier. Gereja ini terletak
di jantung kota tua Trier dan terkenal karena sejarahnya yang panjang. Gereja Santo
Petrus Trier dibangun sejak abad ke-4. Menurut berbagai sumber, gereja ini juga
didirikan pada masa pemerintahan Konstantinus Agung dan dibangun diatas
istana ibunya, Hellen. Katedral Santo Petrus Trier memiliki 4 menara tinggi dan
di dalam Katedral ini berisi koleksi seni penting Kristen, salah satunya adalah
relik suci yang diyakini sebagai jubah yang dikenakan oleh Yesus tak
lama sebelum penyaliban. Relik jubah yang dalam bahasa Jerman disebut dengan
"Heiliger Rock" ini
diperlihatkan di khalayak umum pertama kali pada tahun 1512 atas
perintah Kaisar Maximilian I. Karena jejak sejarahnya, pada tahun 1986, gereja ini
kemudian diakui sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO, sebagai bagian dari
Monumen Romawi.
Amfiteater Trier adalah bangunan yang
dahulu biasa digunakan sebagai tempat pergelaran adu tanding antara gladiator
dengan binatang buas. Amfiteater dibangun sejak abad ke-2 pada masa pemerintahan
Antoninus Pius, dengan ukuran 120 x
145 meter dan dapat mengakomodasi kurang lebih dari 20 ribu penonton pada
masanya. Bukan hanya sebagai tempat pertandingan gladiator, amfiteater juga
biasa digunakan sebagai tempat sirkus pertunjukan hewan. Amfiteater memiliki
ruang bawah tanah di bawah arena yang digunakan untuk tempat gladiator menunggu
waktu bartarung, menyimpan hewan dan menghukum mati para tahanan pada masa
itu. Amfiteater saat ini juga sudah
diakui oleh UNESCO sebagai situs warisan dunia.
Quelle:
Leave a Comment