Alles über Deutsch - Das Lied der Deutschen

 DAS LIED DER DEUTSCHEN

Sumber: https://youtu.be/qqYEdH7gFx8


 Das Lied der Deutschen atau Deutschlandlied secara harfiah memiliki arti “Nyanyian Bangsa Jerman” dan secara istilah diartikan sebagai “Lagu Kebangsaan Jerman”.  Das Lied der Deutschen digunakan resmi sebagai lagu kebangsaan oleh Republik Federal Jerman (Jerman Barat) sejak berdirinya Republik Weimar tahun 1922. Lirik lagu ini diambil dari puisi yang diciptakan oleh August Heinrich Hoffmann von Fallersleben sebelum masa Revolusi Jerman tahun 1848, tepatnya pada 26 Agustus 1841 di Pulau Helgoland yang saat itu masih dikuasai oleh Inggris. August Heinrich Hoffmann von Fallersleben kala itu menulis lirik lagu ini untuk menyuarakan suasana hati masyarakat setempat saat itu mengenai “tanah air” yang tidak dapat mereka miliki karena pecahnya kekaisaran suci Romawi Jerman. Melodi yang mengiringi lagu tersebut berasal dari hymne "Gott erhalte Franz den Kaiser" yang dibuat pada tahun 1797 oleh seorang komposer asal Austria yang bernama Joseph Haydn sebagai lagu untuk ulang tahun Kaisar Francis II.


            Dari kurun waktu tahun 1841 (saat lirik dibuat) sampai dengan resmi digunakan pada tahun 1922, lagu ini bahkan hampir tidak dikenal sama sekali. Sampai pada akhirnya, mulai mendapat popularitasnya pada tahun 1914 dikarenakan tentara garda depan dalam Perang Dunia I mulai menyanyikan lagu ini. Dan kemudian beberapa tahun setelahnya, setelah Perang Dunia I selesai, pemerintah Republik Weimar mengangkat lagu ini sebagai lagu kebangsaan resmi Jerman Barat. Namun pada saat itu, lagu ini terkenal dengan nama Deutschland über alles yang diambil dari bait pertama liriknya.

Lirik asli dari lagu “Das Lied der Deutschen” terdiri dari 3 bait yang diuraikan sebagai berikut:

 

1. Strophe

Deutschland, Deutschland über alles,

Über alles in der Welt,

Wenn es stets zum Schutz und Trutze

Brüderlich zusammenhält,

Von der Maas bis an die Memel,

Von der Etsch bis an den Belt -

Deutschland, Deutschland über alles,

Über alles in der Welt!

 

2. Strophe

Deutsche Frauen, deutsche Treue,

Deutscher Wein und deutscher Sang

Sollen in der Welt behalten

Ihren alten schönen Klang,

Uns zu edler Tat begeistern

Unser ganzes Leben lang -

Deutsche Frauen, deutsche Treue,

Deutscher Wein und deutscher Sang!

 

3. Strophe

Einigkeit und Recht und Freiheit

für das deutsche Vaterland!

Danach laßt uns alle streben

brüderlich mit Herz und Hand!

Einigkeit und Recht und Freiheit

sind des Glükkes Unterpfand.

Blüh im Glanze dieses Glükkes,

blühe, deutsches Vaterland!

Bait I

Jerman, Jerman di atas segalanya,
segala yang benar di dunia,
Apabila tiba masanya, untuk berlindung dan bertahan,
Persaudaraan kita tegakkan bersama.
Dari Maas sampai Memel,
Dari Etsch sampai ke Belt,
Jerman, Jerman di atas segalanya,
Segala yang benar di dunia

 

 

Bait II

Perempuan Jerman, pengabdi Jerman,
Anggur Jerman dan lagu Jerman
Akan bertahan di dunia
(Bersama) suara tidak berkesudahannya yang indah
Dan membawa kita pada tindakan mulia
Sepanjang hayat di badan.
Perempuan Jerman, pengabdi Jerman,
Anggur Jerman dan lagu Jerman

 

 


Bait III

Persatuan dan keadilan dan kebebasan
untuk tanah cairan Jerman!
Maka marilah kita berjuang
bergotong-royong dengan hati dan lengan!
Persatuan dan Keadilan dan Kebebasan
adalah tuntutan dari kebahagiaan (maksudnya 'kesejahteraan').
Mekarlah dalam gemilangnya kebahagiaan ini,
Mekarlah, wahai tanah cairan Jerman!

Mulanya, 3 bait dari lagu ini semua dinyanyikan tanpa terkecuali. Di lain sisi, lagu ini juga digunakan oleh partai NAZI dalam menjalankan ekspansinya (1933-1945). Namun dengan konteks kediktatoran, hanya bait pertama saja yang mereka gunakan, yaitu pada bagian "Deutschland, Deutschland über alles, über alles in der Welt" ("Jerman, Jerman di atas semua, di atas semua di dunia"). Bagian tersebut sebenarnya merupakan sebuah seruan kepada berbagai Raja Jerman agar memprioritaskan dan mengutamakan tentang pentingnya bersatunya Jerman, namun disalahartikan sebagai hasrat menguasai dunia. Terlebih lagi, dieksploitasi oleh rezim NAZI Hitler sebagai pembenar politik ekspansinya. Sehingga, bait pertama ini selalu diidentikkan dengan rezim NAZI. Oleh sebab itu, Jerman Barat tidak memiliki lagu kebangsaan untuk acara resmi setelah beberapa tahun untuk menghindari kontroversial dari bagian lagu tersebut. Kehadiran lagu kebangsaan semakin dibutuhkan untuk tujuan prosedur diplomatik, sehingga sebagai pengganti lagu kebangsaan resmi, Jerman Barat menggunakan lagu karnaval populer seperti “Trizonesien-Song” walaupun merupakan lagu yang mencela diri sendiri. Selama tahun-tahun inilah Jerman Barat terus mencari lagu yang cocok digunakan sebagai pengganti lagu kebangsaan sebelumnya.

Namun setelah Perang Dunia II, pada  29 April 1952, Kanselir Konrad Adenauer melalui surat yang ia kirim ke Presiden Theodor Heuss meminta untuk menerima “Das Lied der Deutschen” sebagai lagu kebangsaan dengan hanya bait ketiga saja yang dinyanyikan secara resmi. Bait ketiga berbunyi “Einigkeit und Recht und Freiheit” (“Persatuan dan Keadilan dan Kebebasan”) diyakini sebagai simbol dan semboyan (motto) Jerman saat itu. Kemudian pada 2 Mei 1952, Presiden Theodor Heuss menyetujui permintaan tersebut dan menetapkan “Das Lied der Deutschen” atau “Deutschlandlied” sebagai lagu kebangsaan Jerman Barat.

Kemudian setelah reunifikasi (bersatunya Jerman Barat dan Jerman Timur), pada November 1991, Presiden Richard von Weizsäcker dan Kanselir Helmut Kohl dalam pertukaran suratnya sepakat menyatakan bahwa hanya bait ketiga saja yang dikukuhkan kembali sebagai lagu kebangsaan Jerman. Dan sampai saat ini, “Das Lied der Deutschen” atau “Deutschlandlied” masih menjadi lagu kebangsaan resmi Jerman.

 

Quelle:

https://www.kaskus.co.id/thread/5e6190440577a97d1c6bbe77/lagu-kebangsaan-jerman-dari-masa-ke-masa/

http://p2k.unkris.ac.id/en3/2-3065-2962/Lagu-Kebangsaan_125982_p2k-unkris.html

 

 


 

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.