Beasiswa ISAP Programm di Westfälische Wilhelms-Universität Münster Teil 1


Beasiswa ISAP Programm di Westfälische Wilhelms-Universität Münster, Jerman



Hallo liebe Leser und Leserinnen!

Selamat datang kembali di blog BDS. Kali ini mimin akan menyajikan cerita dan pengalaman menarik nih dari Kak Vinny. Pada tahun 2019, Kak Vinny adalah peraih beasiswa transfer kredit di Westfälische Wilhelms-Universität Münster selama satu semester. Langsung aja dah, yukk kita simak cerita dan pengalaman Kak Vinny dan kawan-kawan!!! J

Hallo! Wie geht’s euch? Hoffentlich geht es euch immer gut, ja!

Kali ini aku mau berbagi cerita dan pengalamanku dalam mengikuti program ISAP (Internationalen Studien- und Ausbildungspartnerschaft) di Westfälische Wilhelms-Universität atau bisa disebut dengan University of Münster.

Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman UNY sudah sejak tahun 2017 bekerja sama dengan Jurusan Germanistik dan Sprachdidaktik, Fakultas Filologi, Universitas Münster. ISAP Programm ini adalah program transfer kredit pertama yang ada di Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman UNY. Pada bulan September-Januari 2018 kemarin sudah ada 3 mahasiswa dari Uni Münster yang dikirim untuk kuliah di UNY. Nah, sekarang giliran 3 mahasiswa dari Pendidikan Bahasa Jerman UNY yang akan dikirim ke Uni Münster.

1.     Apasih yang harus dipersiapkan kalau mau ikut program ini?

Pertama yang harus dipersiapkan sedini mungkin adalah kemampuan bahasa Jerman karena nantinya kita akan hidup di Jerman selama kurang lebih 6 bulan. Kemampuan dasar seperti Sprechfertigkeit (berbicara), Schreibfertigkeit (menulis), Hörverstehen (mendengarkan), Leseverstehen (membaca), dan tidak lupa juga Grammatik merupakan modal dasarnya. Jika kita sudah bisa menguasai itu sedikit demi sedikit, insyaallah akan lebih mudah ke depannya dan langkah selanjutnya adalah tinggal mengasah keterampilan tersebut dengan banyak-banyak mengerjakan latihan soal, menghafal dan memperbanyak kosakata (kata benda beserta Artikel, kata kerja, kata sifat,dll), mendengarkan lagu-lagu dan film-film berbahasa Jerman, dan kalau bisa cari teman dari negara berbahasa Jerman karena hal tersebut bisa meningkatkan kemampuan berbicara dan menulis kita.

Kedua yang harus disiapkan adalah nilai/IPK kita karena ini merupakan salah satu syarat untuk mengikuti ISAP Programm. IPK minimal yang dibutuhkan untuk mendaftar program ini adalah 3.00. Selain IPK, syarat lain yang dibutuhkan adalah nilai ZiDS (Zertifikat für indonesische Deutsch-Studenten) atau biar lebih gampang seperti TOEFL-nya bahasa Jerman. Nilai ZiDS yang dibutuhkan adalah dengan predikat ‚GUT‘ atau setara dengan skor 240 – 269,5. Tidak hanya itu, syarat lain yang tidak kalah penting adalah kita harus menulis Motivationsbrief/Motivationsschreiben yang berisi tentang siapa dan bagaimana kita, alasan mengapa kita ingin mengikuti program ini, kontribusi apa yang akan kita berikan setelah mengikuti program ini, dan harapan ke depannya dari apa yang didapat. Ups!! Dan yang paling penting adalah surat pernyataan dari orang tua yang berisi bahwa kalian diizinkan ikut program ini.

2.     Bagaimana sih langkah selanjutnya kalau sudah menyiapkan semua persyaratan?

Jika kita sudah melengkapi semua berkas dan persyaratan yang dibutuhkan, maka tinggal kita serahkan ke kantor Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman. Lalu menunggu pengumuman dan informasi selanjutnya. Waktu yang dibutuhkan kurang lebih 1 bulan sebelum melangkah ke tahap seleksi selanjutnya. Seleksi selanjutnya adalah kita harus melakukan Mündliche Prüfung (tes lisan). Tes ini terdiri dari 3 bagian, yang pertama adalah Bild beschreiben (mendeskripsikan gambar), Partnerarbeit (menyusun mindmap bersama partner), Gruppendiskussion (diskusi kelompok). Tes lisan ini yang menilai adalah dosen-dosen dari Uni Münster langsung, yaitu Frau Schulze, Frau Stude, dan Frau Völkert. Seleksi ini berlangsung pada hari Kamis, 13 September 2018. Setelah melakukan tahap seleksi ini, pengumuman siapa yang lolos langsung diberitahu keesokan harinya.

Frau Völkert, Frau Lia (kajur PB Jerman UNY), Frau Schulze, Bapak Senam (WR IV UNY), Frau Stude, Frau Yati (sekjur PB Jerman UNY), Kak Reggy, Kak Inggrid, dan Kak Vinny di Hall Rektorat UNY

Pada pukul 08.00 ku baru membuka chat WhatsApp dari Frau Lia, ketua jurusan Pendidikan Bahasa Jerman, yang berisi: ‚Ich gratuliere Ihnen : 1. Vinny, 2. Reggy, 3. Inggrid. Wir warten heute morgen auf Sie, Reggy und Inggrid in der Abteilung um 9 Uhr.
Seketika aku kaget dan langsung bersiap ke kantor jurusan. Sungguh hari Jumat yang penuh berkah. Kami pun langsung mulai mengurus segalanya pada hari itu juga. Segala sesuatu yang harus disiapkan sedini mungkin satu persatu dapat terselesaikan dengan baik, meskipun membutuhkan banyak waktu, tenaga, pengorbanan, kesabaran ekstra, dan berbagai lika-liku yang menghadang. Namun itu semua belum seberapa, jika dibandingkan dengan hasil yang kami capai ini.

3.     Adakah dokumen penting yang harus dimiliki untuk dapat mengikuti program ini?

Ja, natürlich brauchen wir den Reisepass und das Visum. Paspor merupakan dokumen yang wajib kita miliki, jika ingin ke luar negeri, apalagi Jerman yang negaranya super ketat. Paspor bisa dibilang sebagai Personalausweis (KTP) kita di luar negeri. Tempat pembuatan paspor adalah di kantor imigrasi, waktu itu aku membuatnya di kantor imigrasi Yogyakarta. Proses pembuatan paspor ini membutuhkan waktu tiiga sampai lima hari kerja atau kurang lebih satu minggu. Jika kita sudah memiliki paspor, langkah selanjutnya adalah mengurus visa. Visa merupakan bukti izin tinggal kita di suatu negara selain tanah air. Pembuatan visa hanya dapat dilakukan di Deutsche Botschaft (Kedutaan Besar Republik Federal Jerman) dengan mengajukan termin/janji terlebih dahulu.

Untuk negara Jerman sendiri terdapat dua jenis visa, antara lain Schengen Visum (berlaku untuk masa tinggal maksimal 90 hari atau 3 bulan) dan National Visum (berlaku untuk masa tinggal lebih dari 3 bulan). Nah, karena kami di Jerman akan menetap selama satu semester, maka kami membutuhkan visa nasional. Pembuatan visa nasional agak sedikit ribet dari visa schengen karena visa ini membutuhkan syarat wajib yaitu membuka Sperrkonto (rekening yang diblokir). Maksud dari Sperrkonto sendiri adalah rekening bank Jerman yang setiap bulannya hanya bisa ditarik maksimal 720 Euro (1 Euro = ± Rp. 17.000). Fungsi dari pembuatan Sperrkonto ini adalah sebagai bukti bahwa kita di Jerman itu bisa bertahan hidup/dalam keadaan terjamin alias tidak jadi gelandangan. Pembuatan visa memerlukan biaya sebesar 60 Euro.

Selain paspor dan visa, dokumen lain yang juga dibutuhkan adalah asuransi kesehatan (yang berlaku di Jerman), Annahmeerklärung/LoA (Letter of Acceptance) dari Uni Münster, dan DHS (Dokumen Hasil Studi). Pembuatan visa kami alhamdulillah gratis karena Uni Münster bekerja sama dengan DAAD (Deutscher Akademischer Austauschdienst) sehingga kami tidak mengeluarkan biaya sepeserpun untuk pembuatan visa ini. Tidak hanya itu, visa kami tergolong cepat jadi, yaitu sekitar 4-7 hari setelah proses pembuatan. Padahal biasanya untuk pembuatan visa nasional membutuhkan waktu yang relatif lama, yaitu beberapa minggu bahkan hingga 3 bulan.

Na dann! Cerita kali ini bakal bersambung di Part 2 ya.. jangan bosan untuk kunjungi terus blog BDS dan temukan cerita-cerita menarik biar kalian tambah semangat untuk belajar bahasa Jerman, bis bald!

Bagaimana ceritanya? Seru kan? Sudah tidak sabar ingin seperti mereka ya?
Yuk, makanya pantengin terus blog BDS untuk tahu informasi dan kisah menarik tentang Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman UNY. Ciao!!!(VS/20)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.