Misteri dibalik Sebuah Batagor
Oleh Kak Song
Aku gak tau
harus memulai cerita ini dari mana. Cerita ini nyata tanpa direkayasa. Semua
ini berawal dari kegiatan Open House jurusanku. Mulai dari pagi hari semua
panitia sibuk menyibukkan diri dengan tugasnya. Ditengah-tengah kesibukkan
tiba-tiba cacing diperut ini ribut. Trus aku tanya “ada apa toh ribut-ribut?”.
Ternyata mau minta makan. Padahal udah sarapan dan belum waktunya untuk makan
siang. Karena laparnya sudah tidak tertahankan aku cari makan dengan temenku.
Gak usah sebut nama tapi inisialnya fafa, eh ceplos! Tapi sebelum cari makan
kami pergi dulu mencetak stiker. Disepanjang jalan cacing ini semakin ribut kayak orang
ngebanguni waktu mau sahur, tapi belum pada waktunya, kan rusuh amat yak.
Setelah cetak
stiker, tiba-tiba pengen makan batagor. Ntah kenapa, pokoknya pengen aja lah.
Dijalan aku merasakan ada getaran, semacam getaran cinta ku pada mu. Gombal
dikit adek bang. Getaran ini membuat seluruh tubuh bergetar. Ternyata hp ku
yang bergetar. Aku cek banyak pesan masuk yang isinya nitip makan semua.
Hufftttt !!! tujuan pertama yaitu beli batagor dulu. Biasanya aku beli di taman
kuliner. Aku sudah lama langganan disitu karena enak, banyak pula dan sebut
saja mas batagor, masnya gampang digoda. Uuppss maksudnya digoda biar dikasih
bonus gtu. Belinya seharga 5000 plus bonus kan jadi kayak 10.000 gtu, wow
banyak bukan ? biasa aja sih. Ini semua karena berkat dan usahaku yang pandai
menggoda. Trus bangga? Emm setelah kamu baca cerita yang konyol ini, akhirnya
kamu tau talentaku yang pandai menggoda lelaki tua tapi tidak berkumis dan
tidak berjambang jenggot. Maksudnya ?. melihat dari pembuatan batagor rasanya
pengen langsung makan digrobaknya aja.
Dengan campuran kuah pecel yang kental, saos
yang nampaknya udah kadaluarsa, dan kuah cabe yang lebih banyak airnya, itu
semua nikmat senikmat mengeluarkan hajat. Eh! Setelah itu keburjo beli makanan
buat yang titip. Melihat mas nya, sebut saja mas burjo membuatku semakin
tertarik untuk beli nasi orak arik. Iler ini sudah tidak bisa tertahankan lagi.
Sambil menunggu pesanan, aku pergi kesebelah beli es Aice ini titipan loh ya.
Es nya ku taruh sepelastik dengan batagor. Pesanan sudah selesai ya tentunya
aku harus bayar. Uang didompet yang tadi tebal, isinya 2000 an 10 lembar dan
banyak koin-koin emas perak kini tinggal kenangan. Tiba-tiba turun hujan.
Butiran hujan mengenai kakiku rasanya kaki ini mau berubah jadi mermaid.
Kebanyakan nonton sinetron sih. Lalu kami berteduh sebentar di PKM. Menunggu
beberapa menit dan hujannya tak kunjung berhenti, terpaksa kami menembus
hujannya. Setelah sampai di Labkar tempat berlangsungnya acara, aku membawa
semua plastik yang isinya makanan itu. Aku meletakkannya diatas meja sambil
membuka helm. Semakin tidak sabar untuk memakannya. Yang menitip makan pun
langsung menyambar.
Pertama aku makan nasi orak arik dulu. Sambil
membuka bungkusnya, aku merasa sesuatu yang hilang. Aku cari-cari ternyata
plastik yang isinya batagor dan es itu gak ada. Aku mengingatnya kembali
sepertinya tidak ada yang jatuh. Lalu kemana pergi nya jal ?. batagornya ntah
kemana jadi gak tenang makan. Es nya juga hilang tapi itu gak masalah sih bukan
punya ku juga. Abis makan aku langsung mencari disepanjang jalan yang kulewati
tadi. Jalan kaki trus hujan-hujanan lagi. Teringat ku kenagan dengan si dia.
Siapa ? bukan siapa-siapa. Sepanjang jalana aku mencari tapi gak ada
tanda-tanda jejak keberadaan batagor itu. Kembali aku mengingatnya mulai dari
membeli sampai ke labkar. Sepanjang hari hanya batagor yang ku pikirkan. Aku
yakin kalau batagor itu sudah kuletak diatas meja dan keberadaannya jauh dari
orang-orang. Kenapa begitu cepat menghilang. Apa ada sesuatu dengan meja itu?.
Aku masih saja memikirkannya. Emang sih banyak yang bilang labkar itu agak
seram. Kalau dipikir-pikir masak om jin yang makan batagornya. Lalu dimana?
Dimana? Dimana ? ah sia-sia lah 5000 itu. Hari itu gagal makan batagornya.
Kesel banget. Apakah ini bisa disebut misteri?
Leave a Comment